Silahkanmasuk ke layout .xml dan kemudian pilih menu design di pojok kanan atas. Kemudian klik pilihan level API dan ubah ke API terendah, tadinya saya menggunakan API 29 lalu saya ubah ke API 27. Jika sudah silahkan kalian rebuild project, dan tampilan preview sudah kembali normal. Dan mungkin segitu saja cara untuk mengatasi layar preview 2 Pertama kita tambahkan kedua libaray berikut ini, pada app). EasyImage digunakan untuk mengambil gambar dari kamera atau galeri, dan glide unutk meload/memuat gambar/image agar tidak berat. 3) Selanjutya buka file build.gradle (direktori (nama project)), masukan baris kode berikut ini. Jika sudah, lalu klik Sync Now. Danyang kemarin, sumber gambarnya ditambahkan dari kamera. Caranya cukup sederhana, mirip dengan membuat aplikasi kamera yang action -nya memanggil API camera di android. Untuk lokasi penyimpanan dan nama filenya bisa kita sesuaikan sendiri. Yuk ahh, kita langsung aja ke langkah-langkah pembuatannya. 1. Seperti biasa, buat project android baru. Aplikasikamera android DSLR terakhir pada artikel ini bernama camera HDR Studio. Aplikasi ini merupakan salah satu aplikasi yang dapat mengubah dan juga menciptakan sebuah foto yang cukup baik. Sehingga dengan menggunakan aplikasi ini akan menjadikan kamu seperti layaknya fotografer yang tangguh hanya dengan menggunakan Smartphone Android. TutorialFlutter #3: Cara Menggunakan Android Studio untuk Coding Flutter. Pada tutorial ini, kamu akan belajar cara setup Android Studio untuk coding Flutter. Flutter adalah sebuah SDK yang dibuat oleh Google untuk membuat aplikasi Android dan iOS. 218 Aplikasi kamera Android default mengembalikan niat tidak nol hanya ketika mengirimkan kembali thumbnail di Intent yang dikembalikan. Jika Anda lulus EXTRA_OUTPUT dengan URI untuk menulis, itu akan menghasilkan null niat dan gambar di URI yang Anda lewati. Anda dapat memverifikasi ini dengan melihat kode sumber aplikasi kamera di GitHub: . Cara Membuat Aplikasi Kamera Android Studio – Cara Membuat Aplikasi Kamera Android Studio merupakan topik yang cukup menarik untuk dibahas. Dengan kemajuan teknologi, semua orang bisa membuat aplikasi kamera Android Studio dengan mudah. Ada beberapa hal yang harus Anda lakukan untuk membuat aplikasi kamera Android Studio. Pertama, Anda harus memastikan bahwa Anda memiliki pengalaman dalam pemrograman Java. Ini akan membuat proses pembuatan aplikasi jauh lebih mudah. Kedua, Anda juga harus memiliki akses ke Android SDK untuk membuat aplikasi kamera Android Studio. Ketiga, Anda harus memiliki akses ke beberapa bahan baku seperti grafis, teks, dan lainnya untuk menambahkan ke aplikasi kamera Anda. Setelah Anda memiliki bahan-bahan tersebut, Anda dapat memulai dengan membuat proyek baru di Android Studio. Setelah membuat proyek baru, Anda perlu menambahkan kode yang diperlukan untuk mendukung aplikasi kamera Anda. Anda juga dapat menambahkan beberapa library untuk menambahkan fitur tambahan ke aplikasi kamera Anda. Anda juga bisa menggunakan library yang tersedia untuk membuat aplikasi kamera yang lebih kompleks. Setelah Anda selesai dengan kode, Anda harus membuat antarmuka pengguna untuk aplikasi kamera Anda. Antarmuka pengguna ini harus memudahkan pengguna untuk mengakses dan menggunakan aplikasi kamera Anda. Untuk membantu Anda membuat antarmuka pengguna yang bagus, Anda bisa menggunakan komponen visual Android seperti View, TextView, ImageView, dan lainnya. Setelah Anda selesai dengan antarmuka pengguna, Anda harus menguji aplikasi kamera Anda untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik. Untuk ini, Anda harus menggunakan emulator Android yang disediakan oleh Android Studio. Emulator ini akan membantu Anda menguji aplikasi kamera Anda dengan cara yang mudah. Jika Anda belum memiliki emulator, Anda bisa mengunduhnya di Google Play Store. Setelah Anda selesai dengan pengujian, Anda akhirnya siap untuk menerbitkan aplikasi kamera Anda. Untuk melakukan ini, Anda harus mengunggah aplikasi kamera Anda ke Google Play Store. Ini akan memungkinkan pengguna lain untuk mengunduh dan menggunakan aplikasi kamera Anda. Jangan lupa untuk menyertakan deskripsi dan screenshot yang baik dari aplikasi kamera Anda untuk membuatnya lebih menarik bagi pengguna. Itulah beberapa langkah yang harus Anda lakukan untuk membuat aplikasi kamera Android Studio. Ini bukan proses yang mudah, tetapi jika Anda mengikuti langkah-langkah ini dengan benar, Anda akan dapat membuat aplikasi kamera Android Studio yang luar biasa. Jadi, jika Anda ingin membuat aplikasi kamera Android Studio, cobalah ikuti langkah-langkah ini. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Cara Membuat Aplikasi Kamera Android – Pastikan Anda memiliki pengalaman dalam pemrograman – Pastikan Anda memiliki akses ke Android – Pastikan Anda memiliki akses ke beberapa bahan baku seperti grafis, teks, dan – Buat proyek baru di Android – Tambahkan kode untuk mendukung aplikasi kamera – Tambahkan library untuk menambahkan fitur tambahan ke aplikasi – Buat antarmuka pengguna untuk aplikasi kamera – Uji aplikasi kamera Anda dengan emulator – Unggah aplikasi kamera Anda ke Google Play – Sertakan deskripsi dan screenshot yang baik dari aplikasi kamera Anda Penjelasan Lengkap Cara Membuat Aplikasi Kamera Android Studio – Pastikan Anda memiliki pengalaman dalam pemrograman Java Membuat aplikasi kamera Android Studio adalah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Ini adalah proses yang rumit dan melibatkan berbagai aspek pemrograman. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa Anda memiliki pengalaman yang cukup dalam pemrograman Java sebelum mulai membuat aplikasi kamera. Pertama, Anda harus mengatur lingkungan pengembangan Android Studio. Ini termasuk instalasi software, pengaturan proyek, dan memahami dasar-dasar dari cara kerja aplikasi. Anda juga harus mengerti cara membuat dan menjalankan aplikasi di emulator Android. Kemudian, Anda perlu memahami bagaimana cara kerja kamera di Android. Ini termasuk mempelajari cara mengakses kamera, mengambil foto, dan menyimpan foto di perangkat Anda. Anda juga harus mempelajari cara mengakses dan menggunakan data kamera yang tersimpan. Setelah itu, Anda dapat mulai membuat aplikasi kamera Anda. Anda akan menggunakan bahasa pemrograman Java untuk membuat aplikasi. Anda harus memastikan bahwa Anda memiliki pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar pemrograman Java sebelum mulai membuat aplikasi. Setelah Anda selesai menulis kode, Anda harus menguji aplikasi Anda. Ini berarti Anda harus mengirim aplikasi Anda ke emulator Android dan menjalankannya untuk memastikan bahwa semua fitur berfungsi dengan benar. Jika Anda ingin membuat aplikasi kamera Android Studio, pastikan Anda memiliki pengalaman dalam pemrograman Java. Ini akan membuat prosesnya lebih mudah dan membantu Anda menghindari kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pembuatan aplikasi. Tanpa pengalaman dalam pemrograman Java, Anda mungkin akan menghadapi banyak kesulitan ketika mencoba membuat aplikasi kamera Android Studio. – Pastikan Anda memiliki akses ke Android SDK Pastikan Anda memiliki akses ke Android SDK adalah salah satu langkah penting untuk membuat aplikasi kamera Android Studio. Android SDK adalah Development Kit SDK yang didesain untuk pengembangan aplikasi Android. Dengan menggunakan Android SDK, Anda dapat membuat aplikasi Android yang berbeda dengan menggunakan berbagai komponen yang tersedia di SDK. Android SDK memungkinkan Anda untuk dengan mudah mengakses fitur dari sistem operasi Android dan membuat aplikasi yang dapat dijalankan di berbagai perangkat Android. Setelah Anda memiliki akses ke Android SDK, Anda dapat memulai proses membuat aplikasi kamera Android Studio. Pertama, Anda harus membuat akun Google Play Store. Anda dapat mengunduh aplikasi Android Studio dari Google Play Store. Setelah Anda mengunduh dan menginstal Android Studio, Anda akan diminta untuk membuat proyek baru. Pilih opsi “Membuat Aplikasi Kamera” untuk memulai. Ketika Anda memiliki proyek yang dibuat, Anda akan diberikan beberapa template untuk memulai. Anda dapat memilih salah satu template yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Setelah Anda memilih template, Anda dapat mulai mengedit kode untuk membuat aplikasi kamera. Dengan menggunakan kode yang tepat, Anda dapat mengaktifkan kamera dan menangkap gambar yang Anda inginkan. Anda dapat menambahkan berbagai fitur tambahan ke aplikasi kamera, seperti pengeditan gambar, efek, filter, dan lainnya. Setelah Anda selesai dengan proses pengembangan, Anda dapat mengupload aplikasi kamera Anda ke Google Play Store. Ini akan memungkinkan orang lain untuk menggunakan aplikasi Anda. Selain itu, ini juga akan meningkatkan visibilitas aplikasi Anda di pasar aplikasi. Jadi, memastikan Anda memiliki akses ke Android SDK adalah salah satu langkah penting untuk membuat aplikasi kamera Android Studio. Dengan menggunakan Android SDK, Anda dapat dengan mudah membuat aplikasi yang berjalan di berbagai perangkat Android. Setelah Anda selesai dengan proses pengembangan, Anda dapat mengupload aplikasi kamera Anda ke Google Play Store. Ini akan memungkinkan orang lain untuk menggunakan aplikasi Anda dan meningkatkan visibilitas aplikasi Anda di pasar aplikasi. – Pastikan Anda memiliki akses ke beberapa bahan baku seperti grafis, teks, dan lainnya Membuat aplikasi kamera Android Studio adalah salah satu cara yang bagus untuk membuat aplikasi kamera di platform Android. Ini memberikan pengalaman yang jauh lebih baik daripada menggunakan aplikasi kamera bawaan. Untuk membuat aplikasi kamera Android Studio, Anda perlu memastikan bahwa Anda memiliki akses ke beberapa bahan baku seperti grafis, teks, dan lainnya. Grafis merupakan bagian penting dalam membuat aplikasi kamera. Anda harus memastikan bahwa Anda memiliki gambar-gambar yang tepat untuk ditampilkan. Anda juga perlu memastikan bahwa gambar-gambar tersebut bebas dari masalah hak cipta dan sesuai dengan lisensi yang diterapkan. Teks juga penting dalam membuat aplikasi kamera. Anda harus memastikan bahwa teks yang Anda gunakan dapat dibaca dengan jelas dan mudah dipahami. Anda juga harus memastikan bahwa teks yang Anda gunakan adalah disederhanakan sebanyak mungkin. Lainnya bahan baku yang perlu diperhatikan ketika membuat aplikasi kamera adalah suara. Anda harus memastikan bahwa suara yang Anda gunakan jelas dan sesuai dengan jenis aplikasi yang Anda buat. Anda juga harus memastikan bahwa suara tersebut bebas dari masalah hak cipta dan sesuai dengan lisensi yang diterapkan. Dengan memastikan bahwa Anda memiliki akses ke semua bahan baku yang diperlukan, Anda dapat memastikan bahwa aplikasi kamera yang Anda buat akan berfungsi dengan baik dan berjalan dengan lancar. Ini juga akan membantu Anda dalam mengembangkan aplikasi kamera yang lebih baik. Dengan demikian, memastikan bahwa Anda memiliki akses ke beberapa bahan baku seperti grafis, teks, dan lainnya adalah langkah penting untuk membuat aplikasi kamera Android Studio yang berfungsi dengan baik. – Buat proyek baru di Android Studio – Buat proyek baru di Android Studio Untuk membuat aplikasi kamera Android Studio, Anda harus membuat proyek baru di Android Studio. Proyek baru ini akan berisi semua file yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi kamera Android Anda. Anda dapat membuat proyek baru dengan memilih File -> New -> New Project. Anda akan diminta untuk memasukkan nama proyek, komponen aplikasi, dan lokasi penyimpanan. Anda dapat menggunakan nama proyek apa pun yang Anda suka, tetapi jika Anda akan membuat aplikasi kamera, nama proyek yang sesuai adalah “CameraApp”. Kemudian, Anda akan diminta untuk memilih komponen aplikasi. Anda akan ingin memastikan untuk memilih “Empty Activity”. Ini akan menciptakan file yang diperlukan untuk membuat aplikasi kamera Anda. Terakhir, Anda akan memilih lokasi penyimpanan proyek. Anda dapat memilih lokasi yang Anda suka, tetapi jika Anda menggunakan direktori default, Anda dapat menghemat waktu. Setelah Anda telah membuat proyek baru, Anda siap untuk memulai mengembangkan aplikasi kamera Android Anda. Anda dapat memulainya dengan membuka file dan memulai proses pengkodean. – Tambahkan kode untuk mendukung aplikasi kamera Anda Membuat aplikasi kamera Android Studio adalah salah satu cara untuk membuat aplikasi dengan cepat dan mudah. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai library dan plugin yang dapat dengan mudah diintegrasikan dengan aplikasi Anda. Salah satu yang paling penting adalah menambahkan kode yang diperlukan untuk mendukung aplikasi kamera Anda. Di Android Studio, Anda dapat menggunakan API Kamera untuk membuat aplikasi kamera. Ini akan memungkinkan Anda untuk mengakses kamera di perangkat Anda dan mengambil gambar atau merekam video. Untuk memulai, Anda harus membuat sebuah proyek baru di Android Studio, dan kemudian menambahkan dependensi API Kamera ke file aplikasi Anda. Bukalah file aplikasi Anda dan tambahkan baris berikut implementation Kemudian, Anda perlu menambahkan izin kamera ke file Ini akan memungkinkan aplikasi Anda untuk mengakses kamera di perangkat Android. Setelah itu, Anda dapat mulai menulis kode Anda. Anda dapat menggunakan API Kamera untuk membuat aplikasi Anda. Anda dapat mulai dengan membuat sebuah kelas yang mengimplementasikan kelas Kamera. Anda dapat menggunakan metode ini untuk mengakses kamera di perangkat Anda. Tahap berikutnya adalah membuat layout untuk aplikasi kamera Anda. Anda dapat menggunakan widget seperti ImageView dan VideoView untuk menampilkan output kamera di layar. Setelah itu, Anda dapat menggunakan kode untuk mengontrol kamera dan mengambil gambar atau merekam video. Jadi, dengan menggunakan Android Studio, Anda dapat dengan mudah membuat aplikasi kamera Anda. Anda harus memulai dengan menambahkan kode yang diperlukan untuk mendukung aplikasi kamera Anda, lalu menambahkan izin kamera ke file Setelah itu, Anda dapat mulai menulis kode untuk membuat aplikasi kamera Anda. – Tambahkan library untuk menambahkan fitur tambahan ke aplikasi Anda Cara Membuat Aplikasi Kamera Android Studio – Tambahkan library untuk menambahkan fitur tambahan ke aplikasi Anda Membuat aplikasi kamera di Android Studio adalah proses yang cukup sederhana. Dalam tutorial ini, kita akan menggunakan Android Studio dan beberapa library tambahan untuk membuat aplikasi kamera sederhana. Setelah membuat proyek Android Studio, Anda harus menambahkan library untuk fitur tambahan. Salah satu library yang Anda perlukan adalah Google Camera API yang memungkinkan Anda untuk mengambil gambar dari kamera ponsel dan menyimpan gambar tersebut ke dalam memori ponsel. Anda juga harus menambahkan library lainnya seperti OpenCV untuk pemrosesan gambar dan teks, dan ButterKnife untuk memudahkan pengembangan aplikasi. Setelah menambahkan semua library tersebut, Anda harus menambahkan beberapa kode untuk membuat aplikasi kamera Anda. Kode tersebut termasuk membuat folder untuk menyimpan gambar, mengatur kamera, mengambil gambar, dan menampilkan gambar yang diambil. Setelah semua kode ditambahkan, Anda dapat menjalankan aplikasi dan melihat hasilnya. Dengan menambahkan library tambahan, Anda dapat menambahkan fitur tambahan ke aplikasi Android Anda. Misalnya, Anda dapat menambahkan fitur penampilan tema, fitur berbagi gambar, fitur pemotongan gambar, dan banyak lagi. Dengan kombinasi library yang benar, Anda dapat membuat aplikasi kamera yang sangat kuat dan bermanfaat. – Buat antarmuka pengguna untuk aplikasi kamera Anda Aplikasi kamera Android Studio memungkinkan Anda untuk menangkap foto, video, dan rekaman suara dengan perangkat Android Anda. Untuk membuat aplikasi kamera, Anda harus memiliki beberapa pengalaman dengan pemrograman Android. Untuk membuat antarmuka pengguna untuk aplikasi kamera Anda, Anda harus memahami dasar-dasar desain antarmuka pengguna. Pertama, Anda harus membuat desain antarmuka pengguna yang akan menghubungkan pengguna ke fitur aplikasi kamera. Desain tersebut harus mencakup semua aspek aplikasi, termasuk mode kamera, fitur pengeditan, dan pengaturan. Desain harus jelas, intuitif, dan mudah untuk diikuti. Anda harus membuat desain yang memungkinkan pengguna untuk mencapai tujuan mereka dengan cepat dan mudah. Anda juga harus memastikan bahwa desain Anda intuitif dan mudah dipahami. Kemudian, Anda harus mengimplementasikan desain antarmuka pengguna Anda. Anda dapat melakukannya dengan menggunakan berbagai bahasa pemrograman Android, seperti Java, Kotlin, dan C ++. Anda akan menggunakan bahasa pemrograman ini untuk membuat desain antarmuka pengguna Anda menjadi kenyataan. Untuk membuat antarmuka pengguna aplikasi kamera Anda benar-benar nyaman, Anda juga harus menyesuaikan desain dengan berbagai jenis perangkat. Ini berarti Anda harus memastikan bahwa desain Anda dapat berfungsi dengan baik pada berbagai jenis layar, termasuk layar sentuh, layar teknologi sentuh, dan layar teknologi penunjuk. Anda harus memastikan bahwa desain Anda juga dapat berfungsi dengan baik dengan berbagai jenis perangkat, termasuk ponsel, tablet, dan laptop. Setelah Anda selesai membuat desain antarmuka pengguna Anda, Anda harus melakukan pengujian untuk memastikan bahwa desain Anda berfungsi dengan baik dan mudah digunakan. Anda harus menguji desain Anda pada berbagai jenis perangkat untuk memastikan bahwa desain Anda dapat diterapkan dengan benar di berbagai perangkat. Anda juga harus menguji desain Anda dengan berbagai macam pengguna untuk memastikan bahwa desain Anda dapat memenuhi kebutuhan semua orang yang menggunakan aplikasi kamera Anda. Dengan membuat desain antarmuka pengguna yang intuitif, mudah dipahami, dan mudah digunakan, Anda akan membuat aplikasi kamera Anda lebih menarik dan menyenangkan untuk digunakan. – Uji aplikasi kamera Anda dengan emulator Android Membuat aplikasi kamera Android Studio adalah salah satu cara untuk menciptakan aplikasi kamera yang dapat digunakan di handphone Android. Untuk memulai, Anda harus memiliki Android Studio yang terinstal di komputer Anda. Setelah Anda memiliki Android Studio, Anda dapat mulai membuat aplikasi kamera Android. Untuk membuat aplikasi kamera Android, Anda harus membuat layout yang dapat digunakan untuk menampilkan foto dan video yang diambil dengan kamera. Anda juga harus menambahkan kode untuk mengakses kamera dan mengambil gambar atau video. Setelah itu, Anda harus menambahkan kode untuk menyimpan gambar atau video ke penyimpanan internal atau eksternal. Kemudian, Anda harus menambahkan kode untuk menampilkan gambar atau video yang diambil di antarmuka pengguna. Anda juga harus menambahkan kode untuk membuat tombol yang dapat digunakan untuk memulai dan berhenti proses pengambilan foto dan video. Setelah selesai, Anda dapat menguji aplikasi kamera Anda dengan emulator Android. Emulator Android adalah sebuah program yang dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi Android di komputer Anda. Anda dapat menggunakan emulator Android untuk menjalankan aplikasi kamera dan melihat cara aplikasi berfungsi. Anda juga dapat menggunakan emulator untuk menguji fitur-fitur seperti mengambil gambar, menyimpan gambar, dan menampilkan gambar di antarmuka pengguna. Setelah Anda selesai menguji aplikasi kamera Anda dengan emulator Android, Anda dapat menyimpannya ke Google Play Store untuk diterbitkan. Dengan demikian, orang lain dapat mengunduh dan menggunakan aplikasi kamera Anda. Dengan cara ini, Anda dapat membuat aplikasi kamera Android Studio dan membuatnya tersedia untuk orang lain. – Unggah aplikasi kamera Anda ke Google Play Store Aplikasi kamera Android Studio adalah aplikasi yang memungkinkan Anda untuk menangkap dan membagikan foto dan video yang dibuat di perangkat Android Anda. Aplikasi dapat diunduh dari Google Play Store, dan juga dapat dibuat dan diunggah oleh pengembang. Untuk membuat aplikasi kamera Android Studio, Anda harus memiliki pengetahuan tentang Java, Android SDK, dan Android Studio. Pertama, Anda harus membuat folder baru di Android Studio dan menambahkan file Java dan XML. Selanjutnya, Anda harus menentukan kelas Activity, yang akan membantu Anda mengontrol layar aplikasi Anda. Selanjutnya, Anda harus menambahkan kode untuk mengontrol kamera, mengambil gambar, dan menyimpan gambar tersebut. Ketika Anda selesai dengan aplikasi kamera Anda, Anda akan siap untuk mengunggahnya ke Play Store. Anda perlu membuat akun Play Store dan membuat aplikasi di halaman Developer Console. Setelah itu, Anda perlu mengisi semua informasi yang diperlukan dalam halaman aplikasi Anda, seperti deskripsi, ikon, dan gambar latar belakang. Setelah Anda selesai memasukkan informasi, Anda perlu mengunggah APK aplikasi Anda dan mengirimnya untuk ditinjau oleh Google. Setelah aplikasi Anda disetujui, aplikasi Anda akan muncul di Play Store dan siap untuk didownload oleh orang lain. Dengan cara ini, Anda akan bisa berbagi aplikasi kamera Anda dengan siapa pun yang memiliki perangkat Android. – Sertakan deskripsi dan screenshot yang baik dari aplikasi kamera Anda Membuat aplikasi kamera Android Studio dengan baik mencakup dua hal penting, yaitu deskripsi dan screenshot. Deskripsi berisi informasi tentang aplikasi kamera Anda, termasuk tujuan aplikasi, fitur, dan cara menggunakannya. Deskripsi harus singkat, jelas, dan padat. Anda juga perlu menyertakan screenshot dari aplikasi kamera Anda. Screenshot harus menunjukkan fitur-fitur yang Anda tawarkan, sehingga orang lain bisa melihat bagaimana aplikasi kamera Anda berfungsi. Untuk memulai membuat aplikasi kamera Anda, Anda harus membuka Android Studio dan membuat proyek baru. Pilih “Aplikasi Android Baru” dari menu File. Setelah memilih nama proyek Anda, pilih “API min. 19 Android KitKat” dari menu “Target Android Devices”. Akhirnya, pilih “Empty Activity” dan klik “Finish”. Setelah membuat aplikasi, Anda harus menambahkan beberapa kode untuk mengimplementasikan kamera. Anda harus menambahkan kode untuk mengaktifkan kamera, mengambil foto, dan menampilkannya. Anda juga dapat menambahkan fitur tambahan seperti filter, efek, dan banyak lagi. Setelah menambahkan kode untuk aplikasi kamera Anda, Anda harus menyertakan deskripsi dan screenshot yang baik untuk aplikasi Anda. Deskripsi harus jelas dan singkat, dan screenshot harus menunjukkan fitur-fitur yang Anda tawarkan. Setelah Anda selesai membuat aplikasi kamera Anda, Anda dapat mempublikasikannya di Google Play Store. Pastikan Anda menyertakan deskripsi dan screenshot yang baik agar orang lain bisa melihat aplikasi kamera Anda. Dengan begitu, Anda dapat membagikan aplikasi kamera Anda kepada banyak orang. Tetap teratur dengan koleksi Simpan dan kategorikan konten berdasarkan preferensi Anda. 1. Sebelum memulai Dalam codelab ini, Anda akan mempelajari cara membuat aplikasi kamera yang menggunakan CameraX untuk menampilkan jendela bidik, mengambil foto, merekam video, dan menganalisis aliran gambar dari kamera. Untuk mencapai hal ini, kami akan memperkenalkan konsep kasus penggunaan di CameraX, yang dapat Anda gunakan untuk berbagai operasi kamera, dari menampilkan jendela bidik hingga merekam video. Prasyarat Pengalaman pengembangan Android dasar. Pengetahuan tentang MediaStore akan berguna, tetapi tidak wajib. Yang akan Anda lakukan Pelajari cara menambahkan dependensi CameraX. Pelajari cara menampilkan pratinjau kamera dalam aktivitas. Kasus penggunaan Pratinjau Buat aplikasi yang dapat mengambil foto dan menyimpannya di penyimpanan. Kasus penggunaan ImageCapture Pelajari cara menganalisis frame dari kamera secara real time. Kasus penggunaan ImageAnalysis Pelajari cara merekam video ke MediaStore. Kasus penggunaan VideoCapture Yang Anda butuhkan Perangkat Android atau emulator Android Studio Android 10 dan yang lebih baru direkomendasikan Perilaku MediaStore bergantung pada ketersediaan penyimpanan yang dibatasi. Dengan Android Emulator**, sebaiknya gunakan Perangkat Virtual Android AVD yang didasarkan pada Android 11 atau yang lebih tinggi**. Perhatikan bahwa CameraX hanya memerlukan API level yang didukung minimum 21. Android Studio Arctic Fox atau yang lebih baru. Pemahaman tentang Kotlin dan Android ViewBinding 2. Membuat project Di Android Studio, buat project baru, lalu pilih Empty Activity saat diminta. Selanjutnya, beri nama aplikasi "CameraXApp", dan konfirmasi atau ubah nama paket menjadi " Pilih Kotlin untuk bahasa, lalu setel API level minimum ke 21 yang merupakan persyaratan minimum untuk CameraX. Untuk versi Android Studio yang lebih lama, pastikan Anda menyertakan dukungan artefak AndroidX. Menambahkan dependensi Gradle Buka file untuk modul dan tambahkan dependensi CameraX dependencies { def camerax_version = " implementation " implementation " implementation " implementation " implementation " implementation " } CameraX membutuhkan beberapa metode yang merupakan bagian dari Java 8, sehingga kita perlu menyetel opsi kompilasi sebagaimana mestinya. Di akhir blok android, tepat setelah buildTypes, tambahkan kode berikut compileOptions { sourceCompatibility targetCompatibility } Codelab ini menggunakan ViewBinding, jadi aktifkan dengan hal berikut di akhir blok android{} buildFeatures { viewBinding true } Saat diminta, klik Sync Now, dan kita akan siap menggunakan CameraX di aplikasi. Membuat tata letak codelab Di UI untuk codelab ini, kita menggunakan hal berikut CameraX PreviewView untuk melihat pratinjau gambar/video kamera. Tombol standar untuk mengontrol pengambilan gambar. Tombol standar untuk memulai/menghentikan perekaman video. Panduan vertikal untuk memosisikan dua tombol. Mari kita ganti tata letak default dengan kode ini untuk Membuka file tata letak activity_main di res/layout/ dan menggantinya dengan kode berikut. Mengupdate file res/values/ dengan kode berikut CameraXApp Take Photo Start Capture Stop Capture Menyiapkan Ganti kode di dengan kode berikut, tetapi jangan ubah nama paket. Hal ini mencakup pernyataan impor, variabel yang akan kita buat instance-nya, fungsi yang akan kita implementasikan, dan konstanta. onCreate telah diimplementasikan agar kita dapat memeriksa izin kamera, memulai kamera, menetapkan onClickListener untuk tombol rekam dan foto, serta mengimplementasikan cameraExecutor. Meskipun onCreate diimplementasikan untuk Anda, kamera belum akan berfungsi hingga kami mengimplementasikan metode dalam file tersebut. package import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import import typealias LumaListener = luma Double -> Unit class MainActivity AppCompatActivity { private lateinit var viewBinding ActivityMainBinding private var imageCapture ImageCapture? = null private var videoCapture VideoCapture? = null private var recording Recording? = null private lateinit var cameraExecutor ExecutorService override fun onCreatesavedInstanceState Bundle? { viewBinding = setContentView // Request camera permissions if allPermissionsGranted { startCamera } else { this, REQUIRED_PERMISSIONS, REQUEST_CODE_PERMISSIONS } // Set up the listeners for take photo and video capture buttons { takePhoto } { captureVideo } cameraExecutor = } private fun takePhoto {} private fun captureVideo {} private fun startCamera {} private fun allPermissionsGranted = { baseContext, it == } override fun onDestroy { } companion object { private const val TAG = "CameraXApp" private const val FILENAME_FORMAT = "yyyy-MM-dd-HH-mm-ss-SSS" private const val REQUEST_CODE_PERMISSIONS = 10 private val REQUIRED_PERMISSIONS = mutableListOf .apply { if Menambahkan akan memastikan bahwa perangkat memiliki kamera. Menentukan .any berarti bahwa kamera dapat berupa kamera depan atau kamera belakang. Salin kode ini ke Poin-poin di bawah akan menguraikan kode yang baru saja kita salin. override fun onRequestPermissionsResult requestCode Int, permissions Array, grantResults IntArray { if requestCode == REQUEST_CODE_PERMISSIONS { if allPermissionsGranted { startCamera } else { "Permissions not granted by the user.", finish } } } Periksa apakah kode permintaan sudah benar; abaikan jika sebaliknya. if requestCode == REQUEST_CODE_PERMISSIONS { } Jika izin diberikan, panggil startCamera. if allPermissionsGranted { startCamera } Jika izin tidak diberikan, tampilkan toast untuk memberi tahu pengguna bahwa izin tidak diberikan. else { "Permissions not granted by the user.", finish } Jalankan aplikasi. Kini aplikasi akan meminta izin untuk menggunakan kamera dan mikrofon 4. Mengimplementasikan kasus penggunaan Pratinjau Di aplikasi kamera, jendela bidik digunakan untuk memungkinkan pengguna melihat pratinjau foto yang akan mereka ambil. Kita akan mengimplementasikan jendela bidik menggunakan class Preview CameraX. Untuk menggunakan Preview, pertama-tama kita harus menentukan konfigurasi, yang kemudian akan digunakan untuk membuat instance kasus penggunaan. Instance yang dihasilkan adalah hal yang kita ikat ke siklus proses CameraX. Salin kode ini ke dalam fungsi startCamera. Poin-poin di bawah ini akan menguraikan kode yang baru saja kita salin. private fun startCamera { val cameraProviderFuture = // Used to bind the lifecycle of cameras to the lifecycle owner val cameraProvider ProcessCameraProvider = // Preview val preview = .build .also { } // Select back camera as a default val cameraSelector = try { // Unbind use cases before rebinding // Bind use cases to camera this, cameraSelector, preview } catchexc Exception { "Use case binding failed", exc } }, } Buat instance ProcessCameraProvider. Instance ini digunakan untuk mengikat siklus proses kamera ke pemilik siklus proses. Tindakan ini akan meniadakan tugas membuka dan menutup kamera karena CameraX memahami siklus proses. val cameraProviderFuture = Tambahkan pemroses ke cameraProviderFuture. Tambahkan Runnable sebagai satu argumen. Kita akan mengisinya nanti. Tambahkan sebagai argumen kedua. Tindakan ini akan menampilkan Executor yang berjalan di thread utama. {}, Di Runnable, tambahkan ProcessCameraProvider. Ini digunakan untuk mengikat siklus proses kamera kita ke LifecycleOwner dalam proses aplikasi. val cameraProvider ProcessCameraProvider = Lakukan inisialisasi objek Preview, panggil build di dalamnya, dapatkan penyedia platform dari jendela bidik, lalu tetapkan pada pratinjau. val preview = .build .also { } Buat objek CameraSelector, lalu pilih DEFAULT_BACK_CAMERA. val cameraSelector = Buat blok try. Di dalam blok tersebut, pastikan tidak ada yang terikat ke cameraProvider, lalu ikat cameraSelector dan objek pratinjau kita ke cameraProvider. try { this, cameraSelector, preview } Kode ini dapat gagal dengan beberapa cara, misalnya jika aplikasi tidak lagi menjadi fokus. Gabungkan kode ini dalam blok catch untuk mencatat log jika ada kegagalan. catchexc Exception { "Use case binding failed", exc } Jalankan aplikasi. Sekarang kita melihat pratinjau kamera. 5. Mengimplementasikan kasus penggunaan ImageCapture Kasus penggunaan lainnya berfungsi dengan cara yang sangat mirip dengan Preview. Pertama, kita tentukan objek konfigurasi yang digunakan untuk membuat instance objek kasus penggunaan sebenarnya. Untuk mengambil foto, Anda akan mengimplementasikan metode takePhoto, yang dipanggil saat tombol Take photo ditekan. Salin kode ini ke dalam metode takePhoto. Poin-poin di bawah ini akan menguraikan kode yang baru saja kita salin. private fun takePhoto { // Get a stable reference of the modifiable image capture use case val imageCapture = imageCapture ? return // Create time stamped name and MediaStore entry. val name = SimpleDateFormatFILENAME_FORMAT, .format val contentValues = ContentValues.apply { put name put "image/jpeg" if > { put "Pictures/CameraX-Image" } } // Create output options object which contains file + metadata val outputOptions = .BuildercontentResolver, contentValues .build // Set up image capture listener, which is triggered after photo has // been taken outputOptions, object { override fun onErrorexc ImageCaptureException { "Photo capture failed ${ exc } override fun onImageSavedoutput val msg = "Photo capture succeeded ${ msg, msg } } } Pertama, dapatkan referensi ke kasus penggunaan ImageCapture. Jika kasus penggunaan adalah null, keluar dari fungsi. Kasus penggunaan akan null jika kita mengetuk tombol foto sebelum pengambilan gambar disiapkan. Tanpa pernyataan return, aplikasi akan error jika kasus penggunaan null. val imageCapture = imageCapture ? return Selanjutnya, buat nilai konten MediaStore untuk menyimpan gambar. Gunakan stempel waktu agar nama tampilan di MediaStore menjadi unik. val name = SimpleDateFormatFILENAME_FORMAT, .format val contentValues = ContentValues.apply { put name put "image/jpeg" if > { put "Pictures/CameraX-Image" } } Buat objek OutputFileOptions. Di objek ini, kita dapat menentukan hal-hal tentang bagaimana output yang kita inginkan. Kita ingin output disimpan di MediaStore sehingga aplikasi lain dapat menampilkannya, jadi tambahkan entri MediaStore. val outputOptions = .BuildercontentResolver, contentValues .build Panggil takePicture pada objek imageCapture. Teruskan outputOptions, eksekutor, dan callback saat gambar disimpan. Anda akan mengisi callback berikutnya. outputOptions, object {} Jika pengambilan gambar gagal atau pengambilan gambar gagal disimpan, tambahkan kasus error untuk mencatat log bahwa pengambilan gambar gagal. override fun onErrorexc ImageCaptureException { "Photo capture failed ${ exc } Jika pengambilan gambar tidak gagal, foto berhasil diambil. Simpan foto ke file yang kita buat sebelumnya, tampilkan toast untuk memberi tahu pengguna bahwa pengambilan gambar berhasil, lalu cetak laporan log. override fun onImageSavedoutput { val savedUri = val msg = "Photo capture succeeded $savedUri" msg, msg } Buka metode startCamera, lalu salin kode ini di bawah kode untuk melihat pratinjau. imageCapture = Terakhir, update panggilan ke bindToLifecycle di blok try untuk menyertakan kasus penggunaan baru this, cameraSelector, preview, imageCapture Metode akan terlihat seperti ini pada tahap ini private fun startCamera { val cameraProviderFuture = // Used to bind the lifecycle of cameras to the lifecycle owner val cameraProvider ProcessCameraProvider = // Preview val preview = .build .also { } imageCapture = .build // Select back camera as a default val cameraSelector = try { // Unbind use cases before rebinding // Bind use cases to camera this, cameraSelector, preview, imageCapture } catchexc Exception { "Use case binding failed", exc } }, } Jalankan kembali aplikasi dan tekan Take Photo. Kita akan melihat toast yang ditampilkan di layar dan pesan di log. Melihat foto Setelah foto yang baru diambil disimpan ke MediaStore, kita dapat menggunakan aplikasi MediaStore apa pun untuk melihatnya. Misalnya, dengan aplikasi Google Foto, lakukan Mulai Google Foto . Ketuk "Galeri Foto" tidak diperlukan jika tidak login ke aplikasi Foto dengan akun Anda untuk melihat file media yang diurutkan, dan folder "CameraX-Image" milik kita. Ketuk ikon gambar untuk meninjau foto lengkap; dan ketuk tombol Lainnya di pojok kanan atas untuk melihat detail foto yang diambil. Jika hanya mencari aplikasi kamera yang sederhana untuk mengambil foto, kita sudah selesai. Semudah itu. Jika kita ingin mengimplementasikan penganalisis gambar, baca terus. 6. Mengimplementasikan kasus penggunaan ImageAnalysis Cara terbaik untuk membuat aplikasi kamera kita lebih menarik adalah menggunakan fitur ImageAnalysis. Fitur ini memungkinkan kita menentukan class kustom yang mengimplementasikan antarmuka dan yang akan dipanggil dengan frame kamera yang akan datang. Kita tidak perlu mengelola status sesi kamera atau bahkan membuang gambar; mengikat ke siklus proses yang diinginkan aplikasi kita sudah cukup, seperti dengan komponen berbasis siklus proses lainnya. Tambahkan penganalisis ini sebagai class dalam di Penganalisis mencatat log luminositas rata-rata gambar. Untuk membuat penganalisis, kita mengganti fungsi analyze di class yang mengimplementasikan antarmuka private class LuminosityAnalyzerprivate val listener LumaListener { private fun ByteArray { rewind // Rewind the buffer to zero val data = ByteArrayremaining getdata // Copy the buffer into a byte array return data // Return the byte array } override fun analyzeimage ImageProxy { val buffer = val data = val pixels = { and 0xFF } val luma = listenerluma } } Dengan class yang mengimplementasikan antarmuka yang perlu kita lakukan adalah membuat instance LuminosityAnalyzer di ImageAnalysis, mirip dengan kasus penggunaan lainnya, dan mengupdate fungsi startCamera sekali lagi, sebelum panggilan ke Di metode startCamera, tambahkan kode ini di bawah kode imageCapture. val imageAnalyzer = .build .also { LuminosityAnalyzer { luma -> "Average luminosity $luma" } } Update panggilan bindToLifecycle di cameraProvider untuk menyertakan imageAnalyzer. this, cameraSelector, preview, imageCapture, imageAnalyzer Metode lengkap kini akan terlihat seperti ini private fun startCamera { val cameraProviderFuture = // Used to bind the lifecycle of cameras to the lifecycle owner val cameraProvider ProcessCameraProvider = // Preview val preview = .build .also { } imageCapture = .build val imageAnalyzer = .build .also { LuminosityAnalyzer { luma -> "Average luminosity $luma" } } // Select back camera as a default val cameraSelector = try { // Unbind use cases before rebinding // Bind use cases to camera this, cameraSelector, preview, imageCapture, imageAnalyzer } catchexc Exception { "Use case binding failed", exc } }, } Jalankan aplikasi sekarang. Aplikasi akan menghasilkan pesan yang serupa dengan ini di logcat kira-kira setiap detik. D/CameraXApp Average luminosity ... 7. Mengimplementasikan kasus penggunaan VideoCapture CameraX menambahkan kasus penggunaan VideoCapture di versi dan telah melakukan peningkatan lebih lanjut sejak saat itu. Perlu diperhatikan bahwa VideoCapture API mendukung banyak fitur perekaman video, jadi agar codelab ini tetap dapat dikelola, codelab ini hanya menunjukkan perekaman video dan audio ke MediaStore. Salin kode ini ke dalam metode captureVideo kode ini mengontrol awal dan penghentian kasus penggunaan VideoCapture. Poin-poin di bawah ini akan menguraikan kode yang baru saja kita salin. // Implements VideoCapture use case, including start and stop capturing. private fun captureVideo { val videoCapture = ? return = false val curRecording = recording if curRecording != null { // Stop the current recording session. recording = null return } // create and start a new recording session val name = SimpleDateFormatFILENAME_FORMAT, .format val contentValues = ContentValues.apply { put name put "video/mp4" if > { put "Movies/CameraX-Video" } } val mediaStoreOutputOptions = MediaStoreOutputOptions .BuildercontentResolver, .setContentValuescontentValues .build recording = .prepareRecordingthis, mediaStoreOutputOptions .apply { if MainActivity, == { withAudioEnabled } } .start { recordEvent -> whenrecordEvent { is -> { { text = getString isEnabled = true } } is -> { if ! { val msg = "Video capture succeeded " + "${ msg, .show msg } else { recording?.close recording = null "Video capture ends with error " + "${ } { text = getString isEnabled = true } } } } } Periksa apakah kasus penggunaan VideoCapture telah dibuat jika tidak, jangan lakukan apa pun. val videoCapture = videoCapture ? return Nonaktifkan UI hingga tindakan permintaan diselesaikan oleh CameraX; UI akan diaktifkan kembali di dalam VideoRecordListener yang terdaftar pada langkah berikutnya. = false Jika ada perekaman aktif yang sedang berlangsung, hentikan dan lepaskan recording saat ini. Kita akan diberi tahu saat file video yang direkam siap digunakan oleh aplikasi kita. val curRecording = recording if curRecording != null { recording = null return } Untuk mulai merekam, kita membuat sesi perekaman baru. Pertama, kita membuat objek konten video MediaStore yang diinginkan, dengan stempel waktu sistem sebagai nama tampilan sehingga kita dapat merekam beberapa video. val name = SimpleDateFormatFILENAME_FORMAT, .format val contentValues = ContentValues.apply { put name put "video/mp4" if > { put "Movies/CameraX-Video" } } Buat dengan opsi konten eksternal. val mediaStoreOutputOptions = MediaStoreOutputOptions .BuildercontentResolver, Tetapkan contentValues video yang dibuat ke dan build instance MediaStoreOutputOptions kita. .setContentValuescontentValues .build Konfigurasikan opsi output ke Recorder dari VideoCapture dan aktifkan rekaman audio videoCapture .output .prepareRecordingthis, mediaStoreOutputOptions .withAudioEnabled Aktifkan Audio di rekaman ini. .apply { if MainActivity, == { withAudioEnabled } } Mulai rekaman baru ini, dan daftarkan pemroses VideoRecordEvent lambda. .start { recordEvent -> //lambda event listener } Saat perekaman permintaan dimulai oleh perangkat kamera, alihkan teks tombol "Start Capture" ke "Stop Capture". is -> { { text = getString isEnabled = true } } Setelah perekaman aktif selesai, beri tahu pengguna dengan toast, dan alihkan tombol "Stop Capture" kembali ke "Start Capture", serta aktifkan kembali is -> { if ! { val msg = "Video capture succeeded " + "${ msg, .show msg } else { recording?.close recording = null "Video capture succeeded " + "${ } { text = getString isEnabled = true } } Di startCamera, tempatkan kode berikut setelah baris pembuatan preview. Tindakan ini akan membuat kasus penggunaan VideoCapture. val recorder = .setQualitySelector .build videoCapture = Opsional juga di dalam startCamera, nonaktifkan kasus penggunaan imageCapture dan imageAnalyzer dengan menghapus atau menjadikan kode berikut sebagai komentar /* comment out ImageCapture and ImageAnalyzer use cases imageCapture = val imageAnalyzer = .build .also { LuminosityAnalyzer { luma -> "Average luminosity $luma" } } */ Ikat kasus penggunaan Preview + VideoCapture ke kamera siklus proses. Masih di dalam startCamera, ganti panggilan dengan kode berikut // Bind use cases to camera cameraSelector, preview, videoCapture Pada tahap ini, startCamera akan terlihat seperti ini val cameraProviderFuture = // Used to bind the lifecycle of cameras to the lifecycle owner val cameraProvider ProcessCameraProvider = // Preview val preview = .build .also { } val recorder = .setQualitySelector .build videoCapture = /* imageCapture = val imageAnalyzer = .build .also { LuminosityAnalyzer { luma -> "Average luminosity $luma" } } */ // Select back camera as a default val cameraSelector = try { // Unbind use cases before rebinding // Bind use cases to camera cameraProvider .bindToLifecyclethis, cameraSelector, preview, videoCapture } catchexc Exception { "Use case binding failed", exc } }, } Build dan jalankan. Kita akan melihat UI yang sudah dikenal dari langkah sebelumnya. Rekam beberapa klip Tekan tombol "START CAPTURE". Perhatikan bahwa teks akan berubah menjadi "STOP CAPTURE". Rekam video selama beberapa detik/menit. Tekan tombol "STOP CAPTURE" tombol yang sama untuk memulai pengambilan gambar. Melihat video sama seperti melihat file gambar tangkapan Kita akan menggunakan aplikasi Google Foto untuk meninjau video yang direkam Mulai Google Foto . Ketuk "Galeri Foto" untuk melihat file media yang diurutkan. Ketuk ikon folder "CameraX-Video" untuk melihat daftar klip video yang tersedia. Ketuk ikon untuk memutar klip video yang baru saja direkam. Setelah pemutaran selesai, ketuk tombol Lainnya di pojok kanan atas untuk memeriksa detail klip. Hanya itu yang kita perlukan untuk merekam video. Namun, VideoCapture CameraX menawarkan banyak fitur lain, termasuk menjeda/melanjutkan perekaman. merekam ke File atau FileDescriptor. dan lainnya. Untuk petunjuk cara menggunakannya, lihat dokumentasi resmi. 8. Opsional Menggabungkan VideoCapture dengan kasus penggunaan lainnya Langkah VideoCapture sebelumnya menunjukkan kombinasi Preview dan VideoCapture yang didukung di semua perangkat seperti yang didokumentasikan dalam tabel kemampuan perangkat. Pada langkah ini, kita akan menambahkan kasus penggunaan ImageCapture ke kombinasi VideoCapture + Preview yang ada untuk menunjukkan Preview + ImageCapture + VideoCapture. Dengan kode yang ada dari langkah sebelumnya, hapus tanda komentar dan aktifkan pembuatan imageCapture di startCamera imageCapture = Tambahkan FallbackStrategy ke pembuatan QualitySelector yang ada. CameraX dapat mengambil resolusi yang didukung jika yang diperlukan tidak didukung dengan kasus penggunaan imageCapture. .setQualitySelector Selain itu, di startCamera, ikat kasus penggunaan imageCapture dengan pratinjau dan kasus penggunaan videoCapture yang ada catatan jangan mengikat imageAnalyzer, karena kombinasi preview + imageCapture + videoCapture + imageAnalysis tidak didukung this, cameraSelector, preview, imageCapture, videoCapture Sekarang fungsi startCamera akhir akan terlihat seperti ini private fun startCamera { val cameraProviderFuture = // Used to bind the lifecycle of cameras to the lifecycle owner val cameraProvider ProcessCameraProvider = // Preview val preview = .build .also { } val recorder = .setQualitySelector .build videoCapture = imageCapture = /* val imageAnalyzer = .also { setAnalyzer cameraExecutor, LuminosityAnalyzer { luma -> "Average luminosity $luma" } } */ // Select back camera as a default val cameraSelector = try { // Unbind use cases before rebinding // Bind use cases to camera this, cameraSelector, preview, imageCapture, videoCapture } catchexc Exception { "Use case binding failed", exc } }, } Build dan jalankan. Kita akan melihat UI yang sudah dikenal dari langkah sebelumnya. Namun, kali ini tombol "Take Photo" dan "Start Capture" berfungsi. Lakukan perekaman Ketuk tombol "START CAPTURE" untuk mulai merekam. Ketuk "TAKE PHOTO" untuk mengambil gambar. Tunggu hingga pengambilan gambar selesai kita akan melihat toast seperti yang kita lihat sebelumnya. Ketuk tombol "STOP CAPTURE" untuk berhenti merekam. Kita sedang melakukan pengambilan gambar saat pratinjau dan perekaman video sedang berlangsung. Lihat file gambar dan video yang diambil seperti yang kami lakukan di aplikasi Google Foto dari langkah sebelumnya. Kali ini, kita akan melihat dua foto dan dua klip video. Opsional Ganti imageCapture dengan ImageAnalyzer kasus penggunaan pada langkah-langkah di atas langkah 1 hingga langkah 4 kita akan menggunakan kombinasi Preview + ImageAnalysis +VideoCapture Perhatikan lagi bahwa kombinasi Preview +Analysis +ImageCapture +VideoCapture mungkin tidak didukung meskipun dengan perangkat kamera LEVEL_3. 9. Selamat! Anda telah berhasil menerapkan hal berikut ke aplikasi Android baru dari awal Menyertakan dependensi CameraX ke dalam project baru. Menampilkan jendela bidik kamera menggunakan kasus penggunaan Preview. Menerapkan pengambilan foto dan menyimpan gambar ke penyimpanan menggunakan kasus penggunaan ImageCapture. Mengimplementasikan analisis frame dari kamera secara real time menggunakan kasus penggunaan ImageAnalysis. Mengimplementasikan perekaman video dengan kasus penggunaan VideoCapture. Jika Anda tertarik untuk membaca lebih lanjut tentang CameraX dan berbagai hal yang dapat Anda lakukan dengan CameraX, lihat dokumentasi atau clone contoh resmi. Kecuali dinyatakan lain, konten di halaman ini dilisensikan berdasarkan Lisensi Creative Commons Attribution sedangkan contoh kode dilisensikan berdasarkan Lisensi Apache Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Kebijakan Situs Google Developers. Java adalah merek dagang terdaftar dari Oracle dan/atau afiliasinya. Gambar 1. Merekam video aplikasi Anda. Logcat memungkinkan Anda merekam video MP4 dari perangkat, seperti untuk materi pemasaran atau untuk proses debug. Video maksimal berdurasi tiga menit, dan audio tidak direkam dengan file video. Catatan Perekaman video tidak tersedia untuk perangkat yang menjalankan Wear OS. Untuk merekam video aplikasi Anda, lakukan hal berikut Buka project aplikasi. Jalankan aplikasi di perangkat. Klik View > Tool Windows > Logcat. Lakukan perubahan di layar perangkat untuk menentukan titik mulai video. Klik Screen Record di sisi kiri jendela Logcat. Dalam dialog Screen Recorder Options, tetapkan opsi perekaman Bit Rate Masukkan kecepatan bit. Defaultnya adalah 4 Mbps. Resolution Masukkan nilai lebar dan tinggi dalam piksel. Nilai ini harus kelipatan 16. Defaultnya adalah resolusi perangkat. Show Taps Memungkinkan masukan visual untuk ketukan. Klik Start Recording untuk memulai perekaman. Klik Stop Recording untuk menghentikan perekaman. Dalam dialog Save As, simpan file MP4. Dalam dialog Screen Recorder, klik salah satu tombol untuk menunjukkan lokasi file, membuka rekaman dalam player, atau menutup dialog. Merekam video dengan emulator Jika menggunakan emulator, Anda dapat merekam video langsung dari tab Record and Playback pada Extended Controls. Setelah merekam video, Anda dapat menyimpannya dalam format WEBM atau GIF Gambar 2. Rekam video menggunakan emulator. Android Studio menyertakan berbagai alat untuk setiap tahap pengembangan, tetapi yang paling penting adalah menulis aplikasi Anda menulis kode, merancang tata letak, membuat gambar, dan tetap produktif di sepanjang prosesnya. Itulah yang akan dibahas pada bagian ini alat yang dapat membantu Anda menulis aplikasi, dan menulisnya dengan cepat. Produktivitas coding Berikut ini adalah beberapa fitur yang dapat membantu Anda lebih produktif saat melakukan coding. Pelengkapan kode Pelengkapan kode mempercepat pengembangan aplikasi dengan mengurangi kesalahan ketik dan keharusan untuk menemukan nama class, metode, dan variabel. Editor kode menyediakan pelengkapan dasar, pelengkapan cerdas, dan pelengkapan pernyataan. Pelajari Pelengkapan kode lebih lanjut. Membuat template pelengkapan kode kustom Template langsung memungkinkan Anda memasukkan cuplikan kode untuk menyisipkan dan melengkapi potongan-potongan kecil kode dengan cepat. Untuk menyisipkan template langsung, ketik singkatan template tersebut, lalu tekan tombol Tab. Android Studio akan menyisipkan cuplikan kode yang terkait dengan template tersebut ke dalam kode Anda. Misalnya, singkatan comp yang diikuti dengan Tab akan menyisipkan kode untuk fungsi composable baru. Atau, ketik loge untuk menemukan metode dan membuat log dari kode Anda. Untuk melihat daftar template langsung yang didukung dan menyesuaikannya, klik File > Settings > Editor > Live Templates Android Studio > Settings > Editor > Live Templates di macOS. Pelajari Template langsung lebih lanjut. Mendapatkan perbaikan cepat dari lint Android Studio menyediakan alat pemindaian kode yang disebut Lint untuk membantu Anda mengidentifikasi dan mengoreksi masalah kualitas struktur kode tanpa perlu mengeksekusi aplikasi atau menulis pengujian. Setiap kali Anda membuat aplikasi, Android Studio akan menjalankan Lint untuk memeriksa kemungkinan bug pada file sumber, dan mengidentifikasi peluang pengoptimalan untuk akurasi, keamanan, performa, kegunaan, aksesibilitas, dan internasionalisasi. Pelajari Lint lebih lanjut. Melihat dokumentasi dan detail resource Anda dapat menampilkan dokumentasi untuk API dengan menempatkan tanda sisipan pada nama metode/anggota/class, lalu menekan F1. Informasi juga tersedia untuk resource lainnya, seperti gambar dan tema. Misalnya, jika Anda menempatkan tanda sisipan pada nama tema di file manifes Android, lalu menekan F1, Anda dapat melihat hierarki pewarisan tema dan warna atau gambar untuk beragam atribut. Membuat file baru dengan cepat Jika Anda ingin membuat file baru, klik direktori yang diinginkan di jendela Project, lalu tekan Alt + Insert Command + N di Mac. Android Studio akan menampilkan jendela kecil yang berisi daftar jenis file yang disarankan, sesuai dengan direktori yang dipilih. Menangani resource Android Studio menyertakan fitur dan alat berikut untuk membantu Anda membuat dan mengelola file resource. Pelajari cara menambahkan resource lebih lanjut. Membuat gambar untuk semua kepadatan layar Android Studio menyertakan fitur bernama Vector Asset Studio yang akan membantu Anda membuat gambar yang mendukung setiap kepadatan layar. Anda dapat mengupload file SVG Anda sendiri untuk diedit, atau memilih salah satu dari sekian banyak ikon desain material yang disediakan oleh Google. Untuk memulai, klik File > New > Vector Asset. Pelajari Vector Asset Studio lebih lanjut. Melihat pratinjau gambar dan warna Saat mereferensikan gambar dan ikon dalam kode Anda, pratinjau gambar akan muncul di margin kiri untuk membantu Anda memverifikasi referensi gambar atau ikon tersebut. Untuk menampilkan gambar ukuran penuh, klik thumbnail di margin kiri. Atau, letakkan tanda sisipan pada referensi inline pada aset, lalu tekan F1 untuk melihat detail gambar, termasuk semua ukuran alternatifnya. Membuat tata letak baru Android Studio memungkinkan Anda melihat pratinjau tata letak composable saat menggunakan fungsi pratinjau composable. Pratinjau composable Anda muncul dalam tampilan Design file dan diperbarui secara real time saat Anda mengedit composable. Jika Anda menggunakan tata letak XML, Android Studio akan menawarkan Layout Editor untuk melihat pratinjau tata letak saat mengedit XML. Menerjemahkan string UI Alat Translations Editor memberi Anda tampilan tunggal dari semua resource yang telah diterjemahkan, sehingga memudahkan Anda mengubah atau menambahkan terjemahan, bahkan menemukan terjemahan yang terlewat tanpa membuka setiap versi file Bahkan, Anda dapat mengupload file string untuk memesan layanan penerjemahan. Untuk memulai, klik kanan pada salinan file Anda, lalu klik Open Translations Editor. Pelajari Translations Editor lebih lanjut. Pengertian Aplikasi Kamera Android Studio Aplikasi kamera Android Studio adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengambil foto dan merekam video menggunakan kamera pada perangkat Android mereka. Aplikasi ini dapat dikembangkan menggunakan Android Studio, sebuah Integrated Development Environment IDE yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi Android. Langkah Pertama Membuat Proyek Baru di Android Studio Langkah pertama dalam membuat aplikasi kamera di Android Studio adalah dengan membuat proyek baru. Untuk melakukan ini, buka Android Studio dan pilih “Start a new Android Studio project” dari menu awal. Setelah itu, ikuti langkah-langkah di layar untuk membuat proyek baru. Langkah Kedua Menambahkan Kode untuk Mengaktifkan Kamera Setelah Anda membuat proyek baru, langkah selanjutnya adalah menambahkan kode yang diperlukan untuk mengaktifkan kamera. Untuk melakukan ini, buka file dan tambahkan kode berikut private static final int REQUEST_CAMERA_PERMISSION = 1;private boolean checkCameraPermission {return == void requestCameraPermission { new String[]{ REQUEST_CAMERA_PERMISSION;}Overridepublic void onRequestPermissionsResultint requestCode, NonNull String[] permissions, NonNull int[] grantResults {if requestCode == REQUEST_CAMERA_PERMISSION {if > 0 && grantResults[0] == {// Camera permission granted} else {// Camera permission denied}}} Kode ini digunakan untuk memeriksa apakah pengguna memberikan izin untuk menggunakan kamera, dan jika tidak, meminta izin tersebut. Langkah Ketiga Menambahkan Kode untuk Mengambil Foto Setelah Anda menambahkan kode untuk mengaktifkan kamera, langkah selanjutnya adalah menambahkan kode yang diperlukan untuk mengambil foto. Untuk melakukan ini, buka file dan tambahkan kode berikut private static final int REQUEST_IMAGE_CAPTURE = 1;private void dispatchTakePictureIntent {Intent takePictureIntent = new Intent != null {startActivityForResulttakePictureIntent, REQUEST_IMAGE_CAPTURE;}}Overrideprotected void onActivityResultint requestCode, int resultCode, Intent data {if requestCode == REQUEST_IMAGE_CAPTURE && resultCode == RESULT_OK {Bundle extras = imageBitmap = Bitmap Do something with the image}} Kode ini digunakan untuk membuka kamera dan mengambil foto. Setelah foto diambil, kode ini akan mengambil gambar tersebut dan menampilkannya di aplikasi Anda. Langkah Keempat Menambahkan Kode untuk Merekam Video Langkah terakhir dalam membuat aplikasi kamera di Android Studio adalah dengan menambahkan kode untuk merekam video. Untuk melakukan ini, buka file dan tambahkan kode berikut private static final int REQUEST_VIDEO_CAPTURE = 1;private void dispatchTakeVideoIntent {Intent takeVideoIntent = new Intent != null {startActivityForResulttakeVideoIntent, REQUEST_VIDEO_CAPTURE;}}Overrideprotected void onActivityResultint requestCode, int resultCode, Intent data {if requestCode == REQUEST_VIDEO_CAPTURE && resultCode == RESULT_OK {Uri videoUri = Do something with the video}} Kode ini digunakan untuk membuka kamera dan merekam video. Setelah video direkam, kode ini akan mengambil video tersebut dan menampilkannya di aplikasi Anda. Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah membahas cara membuat aplikasi kamera di Android Studio. Dalam proses ini, kita telah belajar cara mengaktifkan kamera, mengambil foto, dan merekam video menggunakan kode Java. Dengan menggunakan Android Studio, Anda dapat membuat aplikasi kamera yang dapat digunakan oleh pengguna Android di seluruh dunia. Pada pelajaran kali ini kita akan membahas tentang cara menamhahkan gambar dari kamera di Android Studio. Untuk membuat aplikasi Android secara langkah demi langkah kita harus mempelajari dan mengenal dasar terlebih dahulu agar nantinya kita bisa memahami setiap kesalahan dan kekurangan saat membuat aplikasi tentang Android studio merupakan salah satu software pengembang aplikasi Android terbaik saat ini. Hal itu dikarenakan banyaknya fitur yang didukung oleh kamu yang sedang belajar membuat aplikasi Android menggunakan Android Studio, berikut ini cara membuat fitur menambahkan gambar dari juga Cara Menambah Gambar dari Galeri di Android StudioDAFTAR ISITutorialBahan Refrensi Take a photo with a camera app1. Tambahkan satu button lagi dipinggir button gallery. Button ini berfungsi untuk membuka kamera handphone kamu dan menampilkan hasil gambarnya pada imageView yang sudah dibuat pada tutorial galleryTulis kode berikut ini 2. Instansiasi button baru tersebut, dan buat method setOnclickListerner. Ketika button tersebut ditekan, maka perintah yang ada didalam method ini akan setOnclickListernerTulis kode berikut inipackage import import import import import import import import import import import import import public class MainActivity extends AppCompatActivity { //instansiasi database firebase FirebaseDatabase database ; DatabaseReference myRef; EditText text1; EditText text2; EditText text3; EditText text4; ImageView img1; Button btn1, btn2; final int kodeGallery = 100, kodeKamera = 99; Uri imageUri; Override protected void onCreateBundle savedInstanceState { setContentView database = text1 = EditText findViewById text2 = EditText findViewById text3 = EditText findViewById text4 = EditText findViewById img1 = ImageView findViewById btn1 = Button findViewById btn2 = Button findViewById { Override public void onClickView v { Intent intentGallery = new Intent startActivityForResultintentGallery, kodeGallery; } }; { Override public void onClickView v { Intent intentCamera = new Intent startActivityForResultintentCamera, kodeKamera; } }; } Override protected void onActivityResultint requestCode, int resultCode, Intent data { resultCode, data; ifrequestCode == kodeGallery && resultCode == RESULT_OK{ imageUri = }else ifrequestCode == kodeKamera && resultCode == RESULT_OK{ Bitmap bitmap = Bitmap } } }Intent tersebut berfungsi untuk membuka kameraJangan lupa untuk membuat variable kodeKamera untuk membedakan request gallery dan pada method onActivityResult ditambah seleksi kondisi lagi. Jika request kode adalah kode kamera maka data akan dirubah menjadi bitmap, dan imageView di set image bitmap. Sehingga imageView akan menampilkan gambar dari kamera3. Lalu tambahkan permission di android manifest, sehingga aplikasi kamu bisa membuka kamera handphone. Langkah langkah membuat aplikasi di Android Studio? Cara membuat aplikasi Android dengan Android Studio bisa ditempuh dalam delapan langkah, yaitu. Buat Project di Android Studio.. Pilih jenis project.. Konfigurasi project Android.. Membuat interface di View.. Membuat interface di ViewGroup.. Request Data Analyzer.. Menampilkan data menggunakan RecylerView.. Menampilkan dataset.. Apa nama aplikasi kamera yang lagi hits sekarang? Aplikasi kamera terbaik 2022. Camera Zoom FX Premium. Aplikasi kamera terbaik 2020. ... . 2. Camera FV-5. Aplikasi kamera terbaik 2020. ... . 3. VSCO Cam. Aplikasi kamera terbaik 2020. ... . 4. Camera MX. Aplikasi kamera terbaik 2020. ... . Open Camera. Aplikasi kamera terbaik 2020. ... . 6. Cymera. ... . 7. Camera360. ... . Polarr.. APK open camera untuk apa? Aplikasi ini bisa digunakan untuk merekam video Full HD 1080 x 1920 pixels. Kamu bahkan bisa merekam video dengan pilihan portrait atau landscape. Aplikasi kamera ini juga hadir dengan fitur timer terbaru. Aplikasi camera apa yang bagus? Aplikasi Kamera Terbaik. Google Camera. Salah satu aplikasi kamera yang bisa kamu coba ada Google Camera atau GCam. ... . 2. Adobe Lightroom. ... . 3. Cymera. ... . 4. VSCO Cam. ... . Best Camera. ... . 6. BeautyPlus - Easy Photo Editor & Selfie Camera. ... . 7. B612 - Beauty & Filter Camera. ... . Kuji Cam..

cara membuat aplikasi kamera android studio